31 juli 2009
4.33pm
Peristiwa pemboman dua hotel di Mega Kuningan Jakarta masih belum terungkap secara jelas pelaku dan motivasinya. Korban luka sudah hampir seluruhnya bisa pulang kembali kekediamannya. Dan para korban meninggal juga telah dimakamkan. Pembicaraan seputar pemboman itu terus terdengar disekitaran kita.
Masih tersisa ingatan yang belum juga bisa aku lupakan pada saat menyaksikan korban yang menjadi obyek bidikan kamera. Mulai dari pada saat beliau di dalam lobi hotel sedang berjalan menuju ruang makan persis sebelum bom meledak, kemudian beliau diusung keluar dari kepulan asap yang tersembur dari pintu utama, ……….. hingga selang puluhan menit kemudian akhirnya beliau diangkut menggunakan kendaraan menuju ke rumah sakit. Dan berita yang paling menyedihkan adalah pada akhirnya beliau meninggal sesampainya di rumah sakit. *menundukkan kepala mendoakan para korban*
Duuuuuh
Sebagai orang awam di dunia jurnalistik dan fotografi, timbul pertanyaan yang amat mengganjal di hati. Apakah rangkaian foto dan video dari seorang korban adalah sesuatu yang lebih penting dari pada kepentingan penyelematan terhadap korban?
Terbayangkah apabila yang menyaksikan tayangan tersebut adalah keluarga terdekat dari korban?
Adakah sisi kemanusiaan yang patut dipertimbangkan untuk menayangkan gambar2 keadaan dari para korban?
Aku masih juga merinding apabila mengingat tayangan foto dan video itu, belum juga aku bisa mengerti, untuk apa momen pribadi dari seorang korban, dimana pada akhirnya beliau tidak terselamatkan jiwanya, begitu jelas tergambar dan dengan teganya seseorang merekam kemudian mengirimkan ke stasiun televisi dan tanpa ada peringatan (misalnya, gambar tidak available untuk anak2), gambar tersebut tertayang begitu seringnya.
Bukan hanya peristiwa pemboman itu yang amat tidak manusiawi, tetapi yang sama tidak manusiawinya terjadi juga ketika orang2 tanpa tersentuh hatinya dengan gamblang dan lugas merekam momen2 terakhir dari kehidupan seorang korban.
Bagaiman pendapat sahabat2ku?
Juli 31st, 2009 at 5:25 pm
terbukti dengan poto atau video suatau kejadian,bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah mbak..
kemanusiaan sudah tergeser oleh kepentingan sarat materi (doh)
***
hikssss
Juli 31st, 2009 at 6:02 pm
banyak yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan…
tadinya terjadi pada para propesional dengan dalih merekam berita aktual…
*dan itu sudah menular ke banyak orang dengan dalih sitisen jurnalisem…
***
jadinya sitisen dan kemanusiawaian berbanding terbalik gitu ya
Juli 31st, 2009 at 10:23 pm
semoga keadaan bisa cepat pulih ya
***
he eh semoga begitu
Agustus 1st, 2009 at 1:40 am
pada suatu kejadian, semua jurnalis pasti dihadapkan pada pilihan : menolong korban terlebih dahulu atau mengabadikan momennya.
Ketika yang dipilih yang kedua… saya rasa itu salah satu indikasi… bahwa masyarakat kekurangan tanyangan hiburan yg berkualitas sehingga reality tragedi pun menjadi tontonan dengan rating tinggi.
Jurnalis (kalau hati nuraninya tdk jebol) berbuat begitu kan karena ada demand.
Saya berduka untuk bangsa ini…
***
iya itu ka, bangsa ini sedang mengalami krisis suara hati
Agustus 2nd, 2009 at 1:22 am
citizen jurnalism…kalo semua yg ada disitu pegang kamera (amatir) semua,nyoting korban semua…walah
***
duuuuh
Agustus 2nd, 2009 at 11:48 pm
ketika uang adalah segalanya…, maka itulah yang terjadi…
***
gitu ya
Agustus 3rd, 2009 at 12:03 pm
aku teringat bagaimana memaknai kehidupan dan kematiannya syech siti jenar.
bahwa mati itu sejatinya hidup. apakh ini yg jadi filosofinya para pembom itu yach?
***
ojo guyon toooo 😀
Agustus 3rd, 2009 at 12:31 pm
Akan selalu menyisakan duka Akan selalu menorehkan trauma
Insya Allah jihad yang diterima Allah jihadun nafs kalau belum mampu jihad fisabilillah
***
gitu ya mbak
Agustus 4th, 2009 at 11:47 am
yang lebih parah justru kata-kata ” awas tak bom mengko..! awas saya bom nanti…! jadi familiar di dunia permainan anak-anak di sekitar saya…!
***
duuh apa iya begitu??
Agustus 4th, 2009 at 12:29 pm
Salam CINTA DAMAI dan KASIH SAYANG..
hehehe.. itulah manusia saat ini malah heboh enda jelas cari keuntungan dan sensasi
***
iya itulah kang
Agustus 4th, 2009 at 5:21 pm
setuju mbak…
gimana dgn keluarga korban yg melihatnya
tentu hatinya semakin sedih
karena melihat foto foto tersebut
tp kalau dari sisi jurnalis
itu sdh sebuah kewajiban
karena tuntutan kerjaan
***
tuntutan kerjaan ya mbak. waaah
Agustus 5th, 2009 at 11:55 am
mungkin pertimbangannya karena di sekitar situ masih banyak orang lain yang diharapkan bisa menolong. karena buat sebagian orang, mendokumentasikan suatu peristiwa juga adalah persoalan yang penting.
hanya saja, kalau saya jadi salah satu kerabat atau keluarga korban, saya pasti ga bakalan tega liat rekaman2 gambar itu…. 😦
***
iya itu sis maksudku, penting memang untuk merekam kejadian secara keseluruhan. tapi untuk merekam khusus penderitaan seorang korban, kok tega bener sih !
Agustus 5th, 2009 at 8:20 pm
foto foto itu memang bisa meraup rupiah mbak. tapi yang Bunda heran,,,kenapa kebodohan ini terjadi lagi,dan kita,bangsa indonesia merasa sangat malu dengan kejadian Bom yang sangat merugikan Indonesia..
***
betul bunda
Agustus 6th, 2009 at 3:02 am
jangan ada bom lagi diantara kita
***
setuju kang
Agustus 6th, 2009 at 6:12 pm
[…] di Tepi Telaga Cebong, namun berhubung ada beberapa di antara pembaca yang konfius dengan istilah usus buntu, maka judulnya terpaksa […]
Agustus 7th, 2009 at 12:57 am
mungkin bagi sang jurnalis … mengabadikan lewat foto n video lebih utama tinimbang menyelamatkan … semua atas nama “profesi n dedikasi” hanya saja semoga empati tidak mati
***
mestinya memang begitu, dan semoga …
Agustus 7th, 2009 at 1:28 pm
Aku cuma berharap semoga negara ini lebih baik dari yang sudah terjadi..
Menyeramkan..
***
he eh setuju
btw. gravatarnya cantiiiik deh 🙂
Agustus 7th, 2009 at 3:43 pm
MARI KITA MULAI DARI MEMBENTUK DIRI KITA MASING MASING AGAR MENJADI MANUSIA SEUTUHNYA DAN MULAI BERBAGI DENGAN SESAMA
SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG ‘TUK SAHABATKU TERSAYANG
I LOVE YOU PHUUUUUUULLLLLLLLLLLLL
***
hehehe fullll lovenya to yu
Agustus 7th, 2009 at 5:50 pm
ikut prihatin mbak.. sama seperti pendapat2 diatas.. tapi memang begitu kenyataannya..
apakah tepo sliro diantara kita sudah luntur?
***
itulah kang
Agustus 8th, 2009 at 5:12 pm
mengambil kesempatan di tengah kepedihan orang lain, spertinya menjadi kebiasaan orang indonesia, mudah2an ga smuanya dan sy yakin masih ada yang peduli dan saling mengasihi
***
betul pasti tidak semua seperti itu
Agustus 9th, 2009 at 1:17 am
Hehehe.. mampir neh mas Mahendranya kemana yaaaaak..
Salam Sayang
***
mangga mampir kang. ntar kusampaikan kalau dicari kang boed yah. salam damai selalu
Agustus 10th, 2009 at 2:21 pm
Lihat drama penangkapan teroris jadi malah lucu
***
lucu nan memalukan ya mbak
Agustus 11th, 2009 at 3:02 am
pertanda bagi masyarakat untuk selalu siap melaihat tayangan dan kenyataan mengingat akan lebih ramainya dunia kriminalitas, betapa banyak para warga terlatih menggunakan senjata saat ini yang bergentayangan pake seragam maupun tidak pake seragam…
***
dilatih kok melihat tayangan begituan. ndak aku biarkan adik lihat yang begituan. pasti mbak dora juga ndak dibiasakan to kang 😦
Agustus 12th, 2009 at 5:31 pm
hehehe.. salam sayang selalu buat kalian berdua sekeluarga..
***
salam sayang dan damai selalu untuk akang sekeluarga juga
Agustus 13th, 2009 at 5:06 pm
Pelakunya sudah ketangkep mbakyu
***
he eh mbak, cuma dedengkotnya masih kelayapan ya
Agustus 15th, 2009 at 7:48 am
HEHehe BeLUM NGaapdeeeeeet
***
hihihi iya nih
Agustus 15th, 2009 at 2:40 pm
hi mbak….lama gak muncul ?
sibuk apa ya ?
***
bunda, jadi malu ditengokin tapi belum update 🙂
Agustus 16th, 2009 at 1:23 am
telekpisi di Indonesia kalo soal berita lebih buruk dari sinetronnya!
***
tepattttt !
Agustus 16th, 2009 at 9:06 pm
hehehe.. hp mas mahendra mati yaaa.. ada perlu neh
salam sayang
***
beliaunya sedang di jakarta tuh kang. salam sayang dan damai juga
Agustus 16th, 2009 at 11:47 pm
Mi, gw juga shock liat gambar2 yg ditayangkan. Graphic dan sadis. Ngga etis kok media naroh2 gambar yg bikin orang tambah trauma.
Dan itu keluarga korban maupun keluarga orang yg diduga membom diwawancarai juga dengan pertanyaan2 yg aneh2 gitu loh .. sedih ngga? dendam ngga? Tega2nya.
***
he eh ngga manusiawi banget
Agustus 19th, 2009 at 10:53 pm
Saya mengucapkan SELAMAT menjalankan PUASA RAMADHAN.. sekaligus Mohon Maaf Lahir dan Bathin jika ada kata kata maupun omongan dan pendapat yang telah menyinggung atau melukai perasaan para sahabat dan saudaraku yang kucinta dan kusayangi.. semoga bulan puasa ini menjadi momentum yang baik dalam melangkah dan menghampiriNYA.. dan menjadikan kita manusia seutuhnya meliputi lahir dan bathin.. meraih kesadaran diri manusia utuh.. meraih Fitrah Diri dalam Jiwa Jiwa yang Tenang
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
***
amin. saya juga mohon maaf sedalam-dalamnya apabila selama persahabatan kita telah ada kata yang tidak berkenan di hati kang boed. selamat menunaikan ibadah puasa.
salam damai selalu
Agustus 20th, 2009 at 7:51 pm
Semoga tidak akan pernah ada bom lagi, sehingga tidak pernah ada korban lagi. Amin.
***
betul bu
Agustus 21st, 2009 at 8:00 am
Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb,
Barangkali banyak khilaf dalam menulis dan berkomentar, izinkan hamba yang hina ini mengharaf maaf, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga Kita Semua diberi kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan setiap PerintahNya, Amiin…
Mbak Ami! Jika berkenan, sudilah kiranya menempatkan nama Rusli Zainal Sang Visioner di bagian Blogroll blog mbak ami, setidaknya sampai 12 sept sahaja. Keikhlasan bantuan BACKLINK dari mbak ami amat sangatlah berarti bagi saya, tiada yang dapat yang berikan sebagai gantinya, kecuali Backlink balik dan Do’a Jazakumullahu Khoirol Jaza’ wa Syukroon Katsiron ‘ala Nushrikum.
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb
***
waalaikumsalam. wr. wb
saya juga mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. selamat berpuasa untuk kang mus dan keluarga.
hlooo itu masalahnya kang, saya tidak pasang blogroll di blog saya. gimana ini yaaa
salam
Agustus 23rd, 2009 at 6:09 am
Auhhh..hiiiiii..
Jadi keingetan dan ikut mrinding..hiiiiii.. 🙂
***
merindiiiing bangets
September 3rd, 2009 at 3:01 pm
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
September 3rd, 2009 at 3:02 pm
panas banget yaa
***
banget ngetss