melepaskan


25 januari 2009

3.29pm

If I Ever Lose My Faith In You_Sting

Sangatlah tidak mudah memelihara kepercayaan yang sudah diberikan oleh seseorang. Lebih mudah untuk mengingkarinya dengan berbagai alasan yang kadang tidak bisa dimaklumi oleh dirinya andai terjadi pada orang lain.

Kebiasaan untuk memasabodohkan apa kata orang lain karena menganggap dirinya tidak melewati batas yang sudah digariskan amatlah menyakitkan untuk disadari. Sebegitu tidak pentingnyakah perasaan orang lain? Kemasabodohan lebih mudah diterima apabila diucapkan oleh seseorang yang tidak pernah mengugkapkan rasa cintanya, akan tetapi amat menusuk hati apabila terucapkan oleh seseorang yang pernah menyatakan betapa dia mencintai dirinya.

Kobaran hangatnya sentuhan yang meredup disebabkan ketidakhadiran seseorang yang sedang diharap-harapkan amat terasakan hingga menyadarkan bahwa dirinya bukanlah satu-satunya yang ada di dalam pikir dan rasanya. Kelemahan dan kekurangan diri dapat memicu keterpalingan wajah ke lain sosok yang memenuhi kebutuhan bercengkerama menggebu yang tidak mudah tersalurkan.

Pintu kungkungan yang terbuka lebar untuk membebasakan diri dari keterbatasan sudah menjadi kesadaran yang mengendap, kesabaran yang selalu dan selalu ditanamkan pada diri sudah mengakar sebatas ketegaran menjalani kehidupan bersama.

Haruskah menegarkan diri lagi dengan menutup mata hati atau melepasakannya?

Ungkapan hati seorang sahabat yang disampaikan padaku untuk menemukan jawaban.


 

About ami

kami ingin berbagi cerita kehidupan, gagasan dan peluang berkarya. terima kasih kepada yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membuka halaman blog kami. salam Lihat semua pos milik ami

3 responses to “melepaskan

  • suryaden

    hanya waktu dan kesabaran yang bisa menjawab, namun kebersihan hati untuk menjalin hubungan tetap harus diutamakan tanpa harus kecewa menjadi yang satu-satunya atau tidak, karena hati dan perasaan memiliki momen dan penilaian tersendiri ketika mendapatkan perhatian yang spesial, atau dengan frekuensi yang teratur…, begitupun penerimaan akan cinta, ibarat air kadang liar berbusa, atau seperti tak mengalir ketika berada di sungai yang dalam…., sehingga kadang membuat bingung dan ketidakpercayaan…
    justeru karena kedalaman….
    ***
    begitu ya mas, kedalaman juga bisa menghanyutkan, pengakuan2 yang menyejukkan bisa juga diucapkan bukan dari hati yang terdalam. yang paling menyakitkan garis2 batas hanya berlaku sepihak. bagaimana itu …

  • Mahendra

    Agak sulit meraba apa yang sebenarnya ingin disampaikan dari postingan diatas…

    Tapi kalau boleh sedikit komentar, ada satu pepatah lama yang mungkin bisa memberi sedikit petunjuk.., “Tak ada asap kalau tak ada api…”

    Mohon maaf sebelumnya kepada sahabat anda kalau mungkin apa yang saya sampaikan out of context karena keterbatasan saya dalam memahami tulisan yang sangat simbolik ini.

    Tabik…. 🙂
    ***
    terima kasih. pengakuan yang menginginkan dirinya hanyalah satu2nya ternyata tidak berlaku untuk orang lain, pernyataan bahwa pengingkaran ikrar ada pada saat terjadi interaksi non fisik yang kental juga tidak berlaku untuk dirinya. dan tulisan itu muncul ya karena ada apinya bang. salam

  • kejujurancinta

    memang ga mudah untuk menerima kenyataan klu ada pengingkaran dalam satu hubungan

    kejujuran dan keterbukaan, saling mempercayai sangat dibutuhkan dalam hal ini, wlupun hal itu saja belum cukup menjamin kesetiaan pasangan

    * saya jg pernah merasakan sprti yg dirasakan sahabat mbak
    ***
    kadang kan begini mbak, untuk dirinya apapun halal tapi untuk pasangannya begini begitu haram. terus bagaimana kalau sudah begitu, apakah istri memang manusia kelas 2

Tinggalkan komentar